Selasa, 06 Agustus 2019

MENGKOMPROMIKAN NASEHAT,AZAB, DAN KEPEDULIAN

   Segala yang terjadi,apalagi peristiwabesar yang menghilangkan ribuan nyawa, haruslah diambil pelajaran penting. Ada hikmah yang besar, yang membuat ita bergerak membenahi setiap aspek dalam kehidupan kita. Baik rohani, managemen ketanggapan bencanaan,hingga kebijakan pemerintah.Sebagian orang terjebak dalam perdebatan mengenai penyikapan terhadap bencana alam. Sebagian mengumbar pendapatnya kemana-mana dengan menyebutnya sebagai adzab dan hukuman. Sebagian lain bereaksi. Menyebut mereka yang menganggap bencana adzab sebagai orang tak punya hati nurani.Sebenarnya perdebatan sudut pandang itu tak perlu ada andai kita isa meletakannya dalam konteks yang benar. Membicarakan tnusami dan gempa dalam konteks ilmu geofisika, kita akan menyimpulkan bahwa itu adalah peristiwa alam yang ilmiah dan logis. Ada pergeseran lempeng patahan ang menyebabkan ada goncangan di permukaan bumi.

   Mengembangkan ilmu dan teknologi tentang bencana alam amatlah penting. Dalam islam, seluruh ilmu yang memberi kemaslahatan dunia hukumnya fardhu kifayah. Artinya, bila dalam satu kaum tidak ada satupun orang yang mempelajarinnya, maka semua kaum itu berdosa.Bila ilmu ekonomi saja hukumnya fardhu kifayah.karena demi kemaslatan, apalagi ilmu yang berkaitan langsung dengan penyelamatan nyawa manusia. Maka berjibakunya para seismolog dalam penelitian dan pengembangan teknologi kegempaan, tidak serta merta mereka menafikan adanya kekuasaan Allah SWT. Kalau niatnya karena Allah SWT dan untuk menolong sesama, justru mendapat
pahala yang tak sedikit.

   Sebagian lagi melihat gempa bvumi dalam sisi humanisme atau kemanusiaan. ini tak kalah penting. Islam sangat menjunjung tinggi kepedulian kepada sesama. Bahkan dalam surat Al Maun, mereka yang tidak punya kepedulian kepada kaum lemah disekitarnya, disebut sebagai pendusta agama. Allah SWT berfirman: "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? itulah orang yang menghardik anak yati, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin." (QS. Al Maun: 1- 3).

  Nabi SAW ketika beliau pertama kali sampai di kota Madinah, kalimat kenabian yang keluar pertama dari beliau adalah nasihat humanisme. Dari empat nsehat beliau, tiga diantaranya tentang kemanusiaan. Rasulullah SWT bersabda, "Wahai manusia, tebarkan salam, beri makan yang kelaparan, sambunglah kasih sayang, dan laksanakan shalat malam di saat orang-orang sedang tidur." (HR. Ibnu Majah)

  Oleh arenaitu, gempa bumi yang mengakibatkan para korbanyya dalam kesusahan dan kemiskinan, wajib mendapat perhatian dan simpati kita kita.Lalu bagaimana dengan mereka yang menyebutnya sebagai adzab? Apakah itu tergolong tidak simpati? ini yang perlu diluruskan. Perlu diketahui, islam adalah iman dan amal sholeh. Kepatuhan pada hukum Allah SWT, sekaligus berpaling dari selain hukum Allah SWT. Disatu sisi ada amal sholeh yang sesuai naluriah, di satu sisi ada tuntutan erhukum sesuai dalil. Masalah muncul ketika dalil terasa bertentangan dengan naluriah. Mana yang akan didahulukan?Tentu saja dalil. Terasa bertentangan itu karena hati manusia yang tidak selalu bersih, tidak adanya ilmu, dan tercampur hawa nafsu.

  Secara fitrah, setiap orang punya dorongan kepedulian. Orang yang tak percaya Tuhan pun sama. Lihatlah ketika gempa dan Tsunami di Aceh. Yang berjibakumembatu berasal dari sermua agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar