Senin, 29 Juli 2019

PENGHAPUS DOSA YANG TIADA DUANNYA

   Kalau ada wali Allah SWT yang doannya makbul bagi kita, itulah ayah ibu kita. Kalau dimisalkan ada sosok "keramat" yang bisa menjadi jalan pertolongan Allah SWT bagi kita dalam menghadapi beratnya hidup, itulah orang tua kita. Kalau ada penghapus dosa yang tiada duannya, maka berbakti pada orang tua adalah jawabannya. Seorang laki-laki datang menemui Abdullah bin Umar. Lalu berkata,"Aku telah melakukan dosa besar." Laki-laki itu kemudian menceritakan perbuatan dosa yang ia maksud. Ibnu Umar menjawab,"Itu bukan dosa besar. Dosa besar itu ada sembilan.Yaitu mempersekutukan Allah SWT, membunuh orang, lari dari peperangan, memfitnah wanita mukmin dengan tuduhan zina, memakan riba, memakan harta anak yatim, berbuat maksiat didalam masjid, menghina dan menyebabkan tangisnya orang tua karena durhaka."(HR. Bukhori)

   Ibnu Umar lalu bertanya,"Apakah engkau sungguh-sungguh takut neraka dan ingin masuk surga?"Orang itu menjawab,"Ya, tentu sangat ingin." Beliau bertanya lagi, "Apakah orang tuamu masih hidup?" Saya masih memiliki seorang ibu,"jawabnya Ibnu Umar berkata,"Demi Allah SWT, sekirannya engkau berlemah lembut dalam

BILA PENGHAPUS DOSA ITU TELAH TIADA

    Merenungi bagaimana agama yang muliaini menasihati kita tentang orang tua, mari kita memulainnya dari sabtu Rasulullah SAW yang paling sering kita dengar. Kisah seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW. Tentang kepada siapakah ia seharusnya mendermakan hidup, merelakan harta, waktu dan tenagannya. Rasulullah SAW.menjawab,"Ibumu." Lalu siapa lagi?Tanya orang itu.Dijawab Nabi SAW,"Ibumu."Lalu siapa lagi? Dijawab ketiga kalinnya,"Ibumu." Lalu siapa lagi?Nabi SAW menjawab"Ayahmu." (HR. Bukhori)

   Terlalu banyak alasan mengapa orang tua wajib dimulaikan. Alasan tersebarnya adalah sebagaimana Allah SWT berfirman,"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnyadengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan."(QS. Al-Ahqaf:15)

    Merenungi firman Allah SWT tersebut, kita tahu meskipun ibu mendapat kedudukan istimewa, sejatinya penghormatan itu diberikankepada kedua-duannya. Allah SWT memerintahkan untuk berbuatbaik kepada dua orang (walidaini), yaitu ibu bapaknya.Senada dengan perintah ini, Allah SWT tegaskan di ayat yang lain."Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapaknya." Para ulama telah mencoba menemukan makna yang kuat dari

Minggu, 28 Juli 2019

MENJADI ORANG TUA

1. Orang Tua Kita

    Ayat ini menjelaskan keadaan manusia dalam menghadapi waktu. Manusia memiliki kekuatan, tapi mereka tak pernah bisa melawan waktu. Waktu akan memaksa manusia kembali pada keadaan dimana awal ia hadir didunia dahulu. Kembali lemah difisiknya.kembali menurun akalnya. Semirip dengan waktu dulu masih kanak - kanak. Makin tua, makin meng-anak-anak.Fisiknya lemah, kadang  perlu digendong dan dipapah. Daya ingatnya menurun, lupa dengan banyak hal. Emosinya juga labil, Kadang marah, salah paham dengan ucapan orang, tersinggung, bicarannya juga kadang seperti tidak dipertimbangkan sehingga menyakiti orang lain.

    Ini sebuah keniscayaan bagi siapa pun. Tak peduli ia dulunnya orang yang cerdas, atau berfisik gempal, atau professor, jenderal, bahkan raja sekalipun. Bagaimanapun waktu akan memaksa mereka kembali kedalam keadaan seperti dulu.Menjadi seperti anak - anak yang lemah fisik,labil emosinya dan lemah akalnya. Firman Allah SWT dalam surat Yasin diatas memberikan peringatan kepada kita. Bahwa, kelak kita akan mengalami masa itu, Tua tak bisa dibeli dengan uang berapapun. Waktu tak pernah peduli siapa kita. Dia akan tetap membawa kita pada masa penuh kelemahan dan ketidaknyamanan. Peringatan yang lain adalah soal hubungan kita dengan

Sabtu, 27 Juli 2019

PAHIT MANIS

1. Di Senja Orang Tua

    Dulu sewaktu kita masih kecil, kita akan menangis kalau tidak di gendong oleh orang tua kita.. Dulu, ketika orang tua keluar rumah,kita merengek minta untuk di ajak. Seiring bertambahnya usia, orang tua perlahan-lahan mengajari kita untuk mandiri.Bukan karena kita tidak suka, tapi demi kebaikan kita sendiri. Lalu kita pun dewasa, punya penghasilan sendiri, menikah dan bisa mandiri seutuhnya. Boleh dikata, dengan kemandirian itu kita tidak lagi bergantung dan butuh pada tua. Justru orang tua lah yang membutuhkan kita. Makin tua mereka dan makin lemahfisiknya, makin besarlah kebergantungan dan rasa butuh kepada anaknya. Kadang, hajat yang mereka yang utarakan secara langsung kepada anaknya, asih jauh lebih sedikit daripada yang sebenarnya mereka simpan dihatinya.

   Satu masa kita butuh orang tua, dimasa berikutnya orang tua yang butuh kita. Itulah sunnatullah yang pasti terjadi. Siapapun tidak akan lepas dari sunnatullah ini. Karenannya, mengiringi kurun waktu yang bergulir itu,Allah SWT meletakkan janji pahala  disetiap fasennya. Saat seorang ibu hendak melahirkan, mengalami rasa sakit luar biasa. Allah SWT menjajikan pahala setara Jihad Fisabilillah kepada para ibu.Saat anak lahir, Allah SWT menjanjikan keberlangsungan pahala dari amal sholeh anak yang dilahirkannya. Sebaliknya, ketika

Senin, 22 Juli 2019

IBADAH RASULULLAH

1. Sebelum Masa Kenabian

    Sejak kecil, Rosulullah SAW membenci kata berhala.Suatu ketika, beliau diajak oleh kerabatnya untuk ikut pergi menuju ketempat berhala. Namun beliau menolak dan tidak mau mendekati berhala tersebut.Tentang peristiwa ini ibnu Abbas berkata, "Ummu Aiman menceritakan kepadaku, Ada sebuah patung yang bernama Bawwanah yang dikunjungi dan diagungkan oleh orang Quraisy. Mereka menyembah berhala itu, menggunduli rambut mereka di sisinya serta duduk di dekatnya seharian penuh. Ritual ini mereka lakukan sekali dalam setahun. Abu Thalib beserta pengikutnya pun menghadirinya. Ia mengajak Rasulullah SAW menghadiri acara peringatan itu namun Rasulullah SAW menolak. Abu Thalib n bibi-bibi beliau pun sangat marah kepada beliau. Bibi-bibi beliau berkata, 'Kami khawatir dengan perbuatanmu menjahui Tuhan kami. Apa yang kau inginkan,wahai Muhammad? Engkau tidak menghadiri upacara ini dan tidak meramaikannya."


   Berkali-kali kerabat Rasulullah kerabat Rasulullah SAW selalu mengingatkan hal yang sama kepada beliau sehingga beliau pergi menjauh dan menghindar kemana saja, lalu pulang dengan rasa gelisah dan takut. Melihat RasulullahSAW gelisah,bibi-bibi beliau berkata," Apa yang terjadi padamu?"Beliau menjawab,"Aku takut menjadi

Minggu, 21 Juli 2019

TAK SEKADAR ABANG BECAK MENGAJI

Malam selepas Isya' itu, ratusan aki-laki berpakaian koko dengan warna senada memenuhi salah satu gang di seputaran PasarTuri Surabaya. Mereka duduk rapi dalam kekhusyukan, sambil mengikuti tausiyah seorang ustadz yang menyampaikan materi tentang keluarga sakinah. Sesekali tawa terdengar di antara mereka, agar materi dapat dicerna tanpa kesan menggurui. 
     Majelis yang pesertannya dari kalangan Abang Becak, Pelapak Kaki Lima, Pemulung, Tukang Tambal Ban dan profesi sejenis lainnya itu adalah pengajian bulanan yang tergabung dalam Majelis Taklim Abang Becak atau biasa disebut MATABACA. Saat ini anggotannya berjumlah 4.404 orang ersebar di berbagai wilayah. Antara lain di Surabaya, Sidoarjo, Malang, Bojonegoro, Tuban, Solo dan Yogyakarta. MAYABACA merupakan program yang lahir dari keprihatinan NH atas rendahnya kondisi ekonomi dan kesadaran para abang becak dalam menuntutilmu agama dikarenakan kesibukannya mencari nafkah. Oleh karenannya selain kajian keislaman,NH juga memberikan berbagai program pemberdayaan ekonomi sebagai tawaran bagi mereka untuk

JEJAK PEDAGANG

1. Dalam Peradapan Islam

    Umat islam tak hanya dikenal melalui cendekiawannya yang cemerlang. Namun, umat islam juga melahirkan banyak pedagang andal yang menggerakkan kehidupan ekonomi. Nabi Muhammad SAW pun merupakan seorang yang piawai dalam dunia perdagangan. Banyak pula sahabat yang berkecimpung dalam perdagangan hingga mampu menopang dakwah islam.Makkah yang menjadi tempat kelahiran islam, selain menjadi pusat kegiatan keagamaan karena adanya Ka'bah, juga mewujud sebagai pusat perdagangan,Demikian pula dengan Madinah. Kedua kota inisarat dengan aktivitas perdagangan. Para pedagang muslim kemudian menjelma menjadi sebuah komunitas perdagangan yang aktif. Seiring perkembangan dan kekuasaan Islam, kegiatan dagang muslim kian maju pula.Ini terjadi saat kekuasaan islam membentang dari Turkestan hingga samudra Atlantik.

   Kekuasaan islam islam juga meliputi tiga perempat Laut Mediterania, termasuk Andalusia yang kini dikenal dengan sebutan Spanyol. Pengaruh Islam yang besar menghubungkan kegiatan politik dan ekonomi antara Mediterania dan Samudra Hindia.Kalifah dagang yang

KONSENTRASI

1. Pada hak-hak Ilahi

    Inilah firman Allah SWT paling populer yang menjelaskan hak  hak Allah SWT dan hak-hak manusia. Istilah hak selalu terkait dengan kewajiban. Artinya, adannya hak seseorang berarti adanya kewajiban pihak lain untuk memenuhinnya. Demikian juga sebaliknya, adanya kewajiban seseorang berarti adanya hak bagi pihak lain yang harus dipenuhi.Akan tetapi, ketentuan itu tidak berlaku dalam hubungan antara manusi dan Allah SWT. Hak - hak Allah SWT melahirkan kewajiban manusia, akan atetapi hak-hak manusia tidak mendatangkan kewajiban bagi Allah SWT. Karena manusia sebagai makhluk,tidak berhak menuntut kewajiban dari Allah SWT.Tuhan yang menciptakannya.

   Meskipun tidak ada yang berhak menuntut kewajiban dari Allah SWT, tapi Allah SWT telah menjamin pelaksanaan "kewajiban-Nya" dan tidak akan mengurangi sedikitpun hak-hak hamba-Nya, "Dan aku sekali-kalitidak akan berbuat zalim kepada hamba-hamba-Ku. (QS. Qaf [50]: 27-29).
Allah SWT juga menegaskan dalam hadits Qudsi,"Sungguh Aku mengharamkan diri-Ku untuk berbuat zalim."Allah SWT tidak hanya menunjukkan keadilan-Nya terhadap

Sabtu, 20 Juli 2019

LIMA PRINSIP PENDIDIKAN ANAK (PRINSIP 5)

5. Santun Pada Sesama


    Pilar terakhir yaitu pilar kelima ini diwasiatkan Luqman kepada anaknya. Tentang bagaimana membangun hubungan baik dengan sesama. Luqman mengajarkan kepada anaknya tentang sikap,etika dan sopan santun.Pada dasarnya setiap manusia memiliki ego. Punya rasa ingin lebih baik dari orang lain. Ego ini dalam konteks tertentu dibutuhkan. Maka ia tidak bisa dan tidak boleh dimatikan. Maka ia tidak bisa dan tidak boleh dimatikan. Tapi diarahkan. Ekses negatif yang timbul darinnya seperti muncul sifat sombong, angkuh atau meremehkan orang lain, harus direndam.

    Ajarkan kepada anak tentnag kebersamaan. Beri ruang kepada mereka untuk mengekspresikan kepedulian. Orang tua harus peka. Untuk menemukan inspirasi - inspirasi kecil di kejadian - kejadian yang ditemui sehari - hari. Lalu menjadikannya sebagai momen empati dan kepedulian. Disaksikan oleh anak kita. Bahkan melibatkan mereka. Ganti kalimat - kalimat kompetitif menjadi kolaboratif. Tak perlu sering - sering membandingkan anak dengan

LIMA PRINSIP PENDIDIKAN ANAK (PRINSIP 4)

4. Shalat Dan Memimpin Kebaikan

    Nasehat luqman berikutnya adalah tentang Shalat. ini sama dengan yang dipesankan oleh Rosululloh. Beliau bersabda,"Suruhlah anak - anakmu menunaikan Shalat kala mereka berumur tujuh tahun, dan pukulah mereka (kalau meninggalkan shalat) kala usia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka".(HR. Abu Daud)

   Shalat adalah alat ukur paling nyata dan bisa dibaca.tentang sejauh mana tanaman iman itu tumbuh didalam jiwa seseorang. Namun sekali lagi, bila ia kaitkannya dengan pendidikan anak -anak, kita harus siap dan bersabar dengan prosesnnya, Dimana setiap anak butuh tingkah pemahaman yang berbeda - beda. Meskipun ia lahir dalam rahim dan hidup di suasana rumah yang sama. Nabi menetapkan usia 7 tahun sebagai ukuran anak - anak diperintahkan untuk sholat. Usia 7 tahun adalah periode dimana pemahaman dan akal mulai berfungsi dengan baik. Usia itu menjadi periode dimana anaka - anak mulai difahamkan porsi tentang adanya tanggung jawab untuk mereka. Sebagai makhluk sosial dan juga sebagai makhluk spiritual. Yaitu sebagai Hamba Allah. Usia sebelumnya, antara 4 hingga 6 tahun, adalah usia imana mereka harus diberi ruang seluas - luasnya untuk mengekpresikan keakuannya. Agar muncul percaya dirinya. Agar terasa emosionalnya. Agar terjaga dengan baik rasa diperhatikan dan dihargainya.Itu penting. Nabi juga mencontohkan. Saat ada anak kecil kencing di pangkuan beliau. Beliau mengingkatkan agar

LIMA PRINSIP PENDIDIKAN ANAK (PRINSIP 3)

3. Tanamkan keyakinan Akhirat

    Pahamkan kepada anak. bahwa seluruh perbuatan kita akan berkonsentrasidi masa yang akan datang. Ada sebuah kaidah yang pasti. Bahwa "Kita bebas memilih sebab, tapi tidak bisa memilih akibatnya". Anak harus dilatih mencerna harapan orang tua di masa depan. Di ajak melihat kehidupan yang lebih baik di masa depan. Nyalakan impiannya.

   Setelah itu,fahamkan mengenai keniscayaan berjuang. Bersabar dalam proses.Dan berkonsenkuensi menunda kesenangan.memang tidak mudah memahamkan pada anak.Tapi akan semakin parah kalau orang tua malas membuka tema komunikasi tentang gambaran masa depan.lalu hanya cari gampangnnya. Topik komunikasinnya hanya respon pada aktifitas mereka saat ini.Dipikirnya yang penting anak nurut Disuruh ini itu mau. Orang tua tak peduli apakah di dalam jiwa sudah terkandung nilai atau kosong. Orang tua tak peduli.Apakah motif patuhnya kepada

Jumat, 19 Juli 2019

LIMA PRINSIP PENDIDIKAN ANAK (PRINSIP 2)

2. Membangun Kebanggaan Pada Orang Tua

Setiap orang tua pasti menginginkan anak yang patuh. Yang berbakti kepada mereka. Yang tidak durhaka Sayangnya, bermodal keinginan saja tidak cukup untuk membuat semua itu menjadi kenyataan. Betapa banyak orang tua yang gagal membesarkan anaknya menjadi sesuai harapannya. Tapi kali ini kita tidak bicara soal kepentingan orang tua. Soal masa depannya. Kesuksesan dunia dan akhiratnya. Lalu hubungannya dengan mencintai orang tua. Luqman Al - Hakim menekankan prinsip kedua pada hubungan anak dengan orang tua. Pelajarannya adalah : Seseorang akan baik kalau hubungan dengan orang tuannya baik. Tumbuh kembang anak akan baik ketika mereka punya pandangan baik pada orang tuannya. Bangga dengan orang tuannya,

     Sebagus apapun sekolahnya. Sepintar apapu anak. Kalau citra orang tua di mata anak buruk. maka besar kemungkinan anak itu akan tumbuh bermasalah. Memang ada pengecualian. Seiring dengan kematangan berfikir, kelak yang tak punya kebanggaan pada orang tuanya bisa berubah. Tapi ini tak banyak. Tak bisa menjadi patokan teori.Kontrol diriseseorang untuk konsisten dalam hal - hal positif adalah agama dan ego sosial (nama baik). Agama adalah soal

LIMA PRINSIP PENDIDIKAN ANAK (PRINSIP 1)

1.  Iman dan Tauhid

     Kecelakaan besar adalah ketika manusia tak mengenal Tuhannya. Lalu ia mati lam keadaan tidak beriman atau dalam keadaan menyekutukan Allah SWT.maka sehebat apapun ia di mata manusia, tetaplah ia akan merugi dan sengsara. Kesenangan dunianya tak akan pernah sampai pada kebahagiaan hakiki Sebab bahagianya didasari nafsu.kalaupun mengaku bahagia,pasti sementara. Lalu ia akan mendapati balasan akhiratnya.

     Ada tambahan urusan lagi,kalau tidak adannya iman itu faktor pendidikan orang tuannya,maka ia akan menyeret orang tuannya untuk ikut bertanggung jawab. mending kalau pertanggungjawabnya dihadapan hukum dunia.masih isa diatur sedemikian rupa. Dimainkan, Tapi kalau di akhirat? Tidak ada guna seluruh harta jawaban.aka dalam pendidikan anak, tidak ada yang lebih pentingdaripada pendidikan iman.Wajib hukumnya memberikan suasana rumah yang berhias iman untuk mereka. Gunakan pola komunikasi iman. Bicaralah dengan pembicaraan yang tidak berhenti pada apa yang dilihat dan didengar saja.Semua jadi tidak terlalu penting,sebelum itu terhubung pada satu hal yang menjelaskan sifat Allah SWT. Tentang kekuasaan kasih sayang dan janji balasan-Nya.Anak - anak punya fitrah keimanan.Maka dalam urusan ini,orang tua sebenarnya tidak membuat satu hal yang tidak pernah ada dalam diri mereka. Jiwa mereka telah tertanam iman.konon di alam Ruh, mereka berjumpa dengan Allah SWT. Bersumpah dihadapan Allah SWT. Sebagaimana FirmanNya "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan

Kamis, 18 Juli 2019

KARENA IA DEKAT DENGAN TAKWA

         Judul ini merupakan penggalan perintah Allah SWT dalam firmannya :"Hai orang - orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang - orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah SWT,menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali - kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Karena ia lebih dekat pada taqwa.Dan bertawalah kepada Allah SWT, sesungguhny Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Maidah : 8).
        Berdasarkan ayat diatas,kita mendapatkan dua hal makna keadilam :
Pertama, menegakkan kebenaran berdasarkan hukum Allah SWT. ini sebagai mana penggala awal di ayat tersebut."Hai orang - orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang - orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah SWT".tidak ada hukum yang lebih adil daripada hukum yang berasal dari pencipta dan pemilik manusia beserta alam semesta.Dia Maha adil karena Dia yang paling tahu apa yang