Senin, 29 Juli 2019

BILA PENGHAPUS DOSA ITU TELAH TIADA

    Merenungi bagaimana agama yang muliaini menasihati kita tentang orang tua, mari kita memulainnya dari sabtu Rasulullah SAW yang paling sering kita dengar. Kisah seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW. Tentang kepada siapakah ia seharusnya mendermakan hidup, merelakan harta, waktu dan tenagannya. Rasulullah SAW.menjawab,"Ibumu." Lalu siapa lagi?Tanya orang itu.Dijawab Nabi SAW,"Ibumu."Lalu siapa lagi? Dijawab ketiga kalinnya,"Ibumu." Lalu siapa lagi?Nabi SAW menjawab"Ayahmu." (HR. Bukhori)

   Terlalu banyak alasan mengapa orang tua wajib dimulaikan. Alasan tersebarnya adalah sebagaimana Allah SWT berfirman,"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnyadengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan."(QS. Al-Ahqaf:15)

    Merenungi firman Allah SWT tersebut, kita tahu meskipun ibu mendapat kedudukan istimewa, sejatinya penghormatan itu diberikankepada kedua-duannya. Allah SWT memerintahkan untuk berbuatbaik kepada dua orang (walidaini), yaitu ibu bapaknya.Senada dengan perintah ini, Allah SWT tegaskan di ayat yang lain."Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapaknya." Para ulama telah mencoba menemukan makna yang kuat dari
petikan ayat ini. Bahwa, bersyukur kepada Allah SWT adalah atas karunia iman yang melekat pada diri kita hingga saat ini. Sedangkan syukur kepada orang tua adalah atas pendidikan yang sudah mereka berikan.

   Mungkin kita banyak engira bahwa ilmu-ilmu yang diperoleh kebanyakan dari guru atau ia belajar sendiri diluar rumah.Namun bagaimanapun, fondasi pendidikan tetap ada di tangan orang tua. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki, mereka mendidik kita hingga menjadi seperti hari ini. Tentu mereka tidak mungkin menguasai banyak ilmu, bahkanhari ini mungkin kita lebih cerdas dan pintar dari pada mereka. Akan tetapi, pertalian ruh dan darah, ditambah kedudukan mulia sebagai orang tua yang disematkan oleh Rabbul 'Alamiin kepada mereka berdua, telah mengikatkan proses tarbiyah melebihi dari apa yang bisa kita bayangkan.

  Para ulama berkata, barang siapa yang melaksanakan sholat fardhu, maka dia telah bersyukur kepada Allah SWT. Dan barang siapa yang setelah sholat fardhu membaca "Rabbighfirlii waliwalidayya, warhamhuma kamaa rabbayaanii saghiira", maka ia telah bersyukur kepada orang tuanya. Artinya, perintah "bersyukurlah kepaduKu dan bersyukur kepada kedua orang ibu bapakmu" meniscayakan keharusan mendoakan mereka setiap sholat, dimana hampir-hampir setara dengan keharusan shalat fardhu itu sendiri. Artinya, bila ada seorang anak yang lupa  mendoakan orang tuanya dalam shalat fardhunnya, dapat dikata hari itu ia menjadi anak yang tidak bersyukur kepada orang tua.Jelasnya, anak durhaka kepada orang tua.

  Coba bayangkan, saking muliannya kedudukan orang tua, vonis durhaka itu tidak hanya jatuh dari perbuatan membentak dan membelalak, tapi sekedar lupa mendoakan mereka, maka kita sudah masuk dalam satu di antara perbuatan durhana pada orang tua.Dalam banyak ayat yang lain, Allah SWT kembali mengikutkan kemuliaan orang tua persis di belakang kemulianNya. Allah SWT berfirman,"Sembahlah Allah SWT dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak."(QS. An-Nisa:36).

untuk kelanjutannya bisa di download disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar