Minggu, 28 Juli 2019

MENJADI ORANG TUA

1. Orang Tua Kita

    Ayat ini menjelaskan keadaan manusia dalam menghadapi waktu. Manusia memiliki kekuatan, tapi mereka tak pernah bisa melawan waktu. Waktu akan memaksa manusia kembali pada keadaan dimana awal ia hadir didunia dahulu. Kembali lemah difisiknya.kembali menurun akalnya. Semirip dengan waktu dulu masih kanak - kanak. Makin tua, makin meng-anak-anak.Fisiknya lemah, kadang  perlu digendong dan dipapah. Daya ingatnya menurun, lupa dengan banyak hal. Emosinya juga labil, Kadang marah, salah paham dengan ucapan orang, tersinggung, bicarannya juga kadang seperti tidak dipertimbangkan sehingga menyakiti orang lain.

    Ini sebuah keniscayaan bagi siapa pun. Tak peduli ia dulunnya orang yang cerdas, atau berfisik gempal, atau professor, jenderal, bahkan raja sekalipun. Bagaimanapun waktu akan memaksa mereka kembali kedalam keadaan seperti dulu.Menjadi seperti anak - anak yang lemah fisik,labil emosinya dan lemah akalnya. Firman Allah SWT dalam surat Yasin diatas memberikan peringatan kepada kita. Bahwa, kelak kita akan mengalami masa itu, Tua tak bisa dibeli dengan uang berapapun. Waktu tak pernah peduli siapa kita. Dia akan tetap membawa kita pada masa penuh kelemahan dan ketidaknyamanan. Peringatan yang lain adalah soal hubungan kita dengan
orang tua kita. Diantara orang tua kita barangkali ada yang sudah sampai pada sinyalir ayat tersebut. Kalaupun belum, tinggal menunggu waktu akan sampai kesana, Maka perhatikanlah baik-baik hubungan kita dengan mereka.

   Setelah meresapi ayat tersebut, harusnya kita lebih bisa memahami keadaan orang tua kita. pada hakikatnya, mereka tidak pernah menginginkan  menjadi seperti ini. Kalau boleh memilih, mereka ingin tetap muda, tidak menyusahkan anak-anaknya, ingin bisa ke kamar mandi sendiri, ingin bisa cari uang sendiri,tetap sehat, todak ingin sakit dan ingin bisa mengurus diri sendiri seperti dulu.Maka apa yang membuat kita mengeluh mereka? Padahal sekali lagi mereka sendiri juga tidak menginginkan menjadi tua seperti saat ini.Allah SWT dengan kuasa-Nya dan hikmah yang dimaksudkan-Nya, uang menjadikan makhluknya seperti itu. Apakah engkau hendak mendebat Allah SWT dalam urusan ini?Tapi keadaan yang seakan tidak baik itu, justru menilai baik di sisi Allah SWT. salah satunya perhatikanla hadist berikut ini, Rasulullah SWT bersabda," Sesungguhnya Allah malu menyiksa seorang mukmin yang sudah beruban (tua)."(HR. Ibnu Asakir).

  Allah SWT ,memandang orang -orang yang dimakan usia itu dengan rahmat. Sebuah pandangan yang hanya diberikan kepada orang-orang yang lemah karena dimakan usia, tidak diberikan kepada orang- orang muda yang masih kuat.Bila Allah SWT saja prihatin,kasihan, empati terhadap kesusahan mereka, bagaimana, bagaimana dengan kita, anak-anaknya? Saudara, orang tua kita akan merubah menjadi seperti anak-anak kita. Anak-anak yang tak pernah bisa diharapkan menjadi kuat dan berpikiran matang lagi. Anak-anak yang justru makin lemah dan labil.Dalam keadaan seperti inilah seoranganak diuji. Bila kita merawat anak dengan baik, rela berkorban harta demi tumbuh kembang mereka, itu karena ada sesuatu yang diharapkan pada sang anak kelak. Ada harapan agar anak kita sebagai orang tuannya. Atau setidaknya mau membalas kebaikan kita.

  Namun bagaimana dengan merawat orang tua? Wanita atau laki-laki tua yang mungkin sudah bau badannya, kadang menusuk hati perkataannya, sering tak memahami maksud hati perkataannya, sering tak memahami maksud baik kita. Orang beriman tak akan kesulitan untuk menjawabnya. justru, merawat orang tua, harapan yang bisa kita pancang tinggi - tinggi jauh lebih besar. Lillahi ta'ala-Nya merawat orang tua lebih terjamin dari pada mendidik anak yang kalau boleh jujur kadang bercampur dengan kebanggaan dan motif duniawi. Rasannya tak ada cara yang membuat kita seperti mencium wanginya surga, melebihi bakti kepada orang tua.

untuk kelanjutannya bisa di download disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar